Definisi Telematika
Penyimpanan dan
pengalihan informasi melalui teknologi umumnya berlangsung secara lamban,
mahal, dan membutuhkan banyak tenaga. Dengan ditemukannya teknologi cetak (
printing technology ), informasi dapat dialihkan ke lebih banyak orang, di
wilayah yang lebih luas, dan dengan biaya yang lebih murah. Di peralihan
millennium sekarang ini, perkembangan media elektronik, mencakup radio,
televise, dan telepon, telah memungkinkan penurunan waktu pengalihan informasi
secara dramatik.
Jarak geografis kini
tidak lagi menjadi penghalang dalam proses komunikasi dan pertukaran informasi.
Biaya penyimpanan dan pengantaran informasi secara elektronik kini telah
semakin banyak ditentukan oleh kebijakan public, ketimbang oleh faktor-faktor
teknikal semata. Misalnya, harga pusa telepon lebih terkait dengan kebijakan
regulasi public dari pada harga actual yang dibutuhkannya.
Komputer-komputer
digital dan media penyimpanan informasi berskala besar dan missal telah
memungkinkan terwujudnya basis data dengan kemampuan untuk memproses dan
memanipulasi informasi. Tidak dengan informasi tertulis, data yang tersimpan
secara elektronik ini ‘ tak tampak ‘ bagi mata biasa, kecuali bagi perangkat
keras dan lunak untuk melakukan decoding ( seperti komputer dengan kartu baca
magnetic ). Teknologi pemrosesan data secara elektronik ini bersama dengan
teknologi komputer digital telah menghasilkan sebuah aliansi sinergis baru yang
dikenal luas sebagai teknologi informasi, atau Teknologi Telematika. Ruang ,
waktu, dan biaya secara berangsur-angsur direduksi melalui aplikasi-aplikasi
tekonologi komputer, penyimpanan missal, dan transmisi elektronikal dan optial.
Pengontrolan informasi dalam rangka teknologi seperti ini menjadi lebih
terdistribusi ketimbang sebelumnya. Dan peranan-peranan pemerintah, agen-agen
komersial, pengusaha-pengusaha swasta menjadi lebih sulit untuk dimengerti.
Lalu apa itu
telematika? Telematika merupakan kata yang sering kita baca maupun dengar di
berbagai media massa maupun elektronik. Pada dasarnya Telematika adalah istilah
untuk mendefinisikan Telekomunikasi melalui media informatika. Telematika di
dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Telematika. Istilah telematika merupakan
adopsi dari bahasa asing. Kata telematika berasal dari kata dalam bahasa
Prancis, yaitu telematique. Istilah ini pertama kali digunakan pada tahun
1978 oleh Simon Nora dan Alain Minc dalam bukunya yang
berjudul L’informatisation de la Societe. Para praktisi mengatakan bahwa
TELEMATICS merupakan perpaduan dari dua kata yaitu dari“TELECOMMUNICATION and
INFORMATICS” yang merupakan perpaduan konsep Computing and Communication.
Istilah telematika juga dikenal sebagai “the new hybrid technology” karena
lahir dari perkembangan teknologi digital. Sedangkan menurut Kerangka Kebijakan
Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika menunjuk pada hakikat cyberspace
sebagai suatu sistem elektronik yang lahir dari perkembangan dan konvergensi
telekominikasi, media, dan informatika Telematika di Indonesia, disebutkan
bahwa teknologi telematika merupakan singkatan dari teknologi komunikasi,
media, dan informatika. Senada dengan pendapat pemerintah, telematika diartikan
sebagai singkatan dari tele = telekomunikasi, ma = multimedia, dan tika =
informatika.
Dari definisi di atas
maka telematika dapat mencakup berbagai komponen dan secara garis besar tidak
berbeda jauh maknanya dengan istilah Teknologi Informasi (TI), maupun Information
and Communication Technologies (ICT).
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka dapat disarikan pemahaman
tentang telematika sebagai berikut.
1. Telematika adalah sarana komunikasi jarak jauh melalui media
elektromagnetik.
2. Kemampuannya adalah mentransmisikan sejumlah besar informasi dalam
sekejap, dengan jangkauan seluruh dunia, dan dalam berbagai cara, yaitu dengan
perantaan suara (telepon, musik), huruf, gambar dan data atau
kombinasi-kombinasinya. Teknologi digital memungkinkan hal tersebut terjadi.
3. Jasa telematika ada yang diselenggarakan untuk umum (online,
internet), dan ada pula untuk keperluan kelompok tertentu atau dinas khusus
(intranet).
Dengan demikian dapat
diambil kesimpulan bahwa telematika merupakan teknologi komunikasi jarak jauh,
yang menyampaikan informasi satu arah, maupun timbal balik, dengan sistem
digital. Perkembangan Telematika di Indonesia mengalami tiga periode
berdasarkan fenomena di masyarakat. Pertama adalah periode rintisan yang
berlangsung akhir tahun 1970-an sampai dengan akhir tahun 1980-an. Periode
kedua disebut pengenalan, rentang waktunya adalah tahun 1990-an, dan
yang terakhir adalah periode aplikasi yang dimulai tahun 2000. Awal
era millennium inilah, pemerintah Indonesia serius menaggapi perkembangan
telematika dalam bentuk keputusan politik. Kebijakan pengembangan yang sifatnya
formal “top-down” direalisasikan dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No.
50 Tahun 2000 tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI), dan Instruksi
Presiden No. 6 Tahun 2001 tentang Pendayagunaan Telematika.
Sejak dimulainya
periode ketiga ini maka perkembangan Telematika di Indonesia pun semakin hidup
dan mengalami perkembangan cukup pesat. Telematika digunakan sebagai penunjang
kinerja usaha semua usaha dalam semua sektor baik itu pendidikan, kesehatan,
sosial, ekonomi dan budaya. Bentuk telematika mencakup e-government,
e-coomerce, e-learning , e-medicine, e-laboratory, e-technology, e-research,
dan msih banyak lagi sesuai dengan bidangnya. Dengan perkembangan seperti itu
maka kita sudah sangat mudah dalam menjelajah dan mencari informasi, seakan
jarak bukan lagi menjadi penghalang. Di luar berbasis web, trend telematika
sekarang ini juga berwujud hasil dari kemampuan kerja satelit, contohnya ialah
GPS (Global Position System), atau sejenisnya seperti GLONAS dan GALILEO,
Google Earth, 3G, dan kini 4G, kompas digital, sitem navigasi digital untuk
angkutan laut dan udara, serta teleconference.
Fungsi dari telematika
itu sendiri adalah untuk menyampaikan informasi. Telematika digunakan sebagai
penyampai informasi agar orang yang melakukan Komunikasi menjadi lebih
berpengetahuan dari sebelumnya. Selain itu, fungsi dari telematika juga sebagai
sarana kontak sosial hidup bermasyarakat.
Sedangkan pengaplikasian telematika sendiri sudah banyak terdapat di
Indonesia, misalkan:
1. E-government
2. E-commerce
3. E-learning
Perkembangan Telematika
Peristiwa proklamasi
1945 membawa perubahan yang bagi masyarakat Indonesia, dan sekaligus
menempatkannya pada situasi krisis jati diri. Krisis ini terjadi karena
Indonesia sebagai sebuah negara belum memiliki perangkat sosial, hukum, dan
tradisi yang mapan. Situasi itu menjadi ‘bahan bakar’ bagi upaya-upaya
pembangunan karakter bangsa di tahun 50-an dan 60-an. Di awal 70-an, ketika
kepemimpinan soeharto, orientasi pembangunan bangsa digeser ke arah ekonomi,
sementara proses – proses yang dirintis sejak tahun 50-an belum mencapai
tingkat kematangan.
Di periode pra satelit
(sebelum tahun 1976), perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia masih
terbatas pada bidang telepon dan radio. Radio Republik Indonesia (RRI) lahir
dengan di dorong oleh kebutuhan yang mendesak akan adanya alat perjuangan di
masa revolusi kemerdekaan tahun 1945, dengan menggunakan perangkat keras
seadanya. Dalam situasi demikian ini para pendiri RRI melangsungkan pertemuan
pada tanggal 11 September 1945 untuk merumuskan jati diri keberadaan RRI
sebagai sarana komunikasi antara pemerintah dengan rakyat, dan antara rakyat
dengan rakyat.
Sedangkan telepon pada masa
itu tidak terlalu penting sehingga anggaran pemerintah untuk membangun
telekomunikasipun masih kecil jumlahnya. Saat itu, telepon dikelola oleh PTT
(Perusahaan Telepon dan Telegrap) saja. Sampai pergantian rezim dari Orla ke
Orba di tahun 1965, RRI merupakan operator tunggal siaran radio di Indonesia.
Setelah itu bermunculan radio – radio siaran swasta. Lima tahun kemudian muncul
PP NO. 55 tahun 1970 yang mengatur tentang radio siaran non pemerintah.
Periode awal tahun
1960-an merupakan masa suram bagi pertelekomunikasian Indonesia, para ahli
teknologi masih menggeluti teknologi sederhana dan “kuno”. Misalnya saja, PTT
masih menggunakan sentral-sentral telepon yang manual, teknik radio High
Frequency ataupun saluran kawat terbuka (Open Were Lines). Pada masa itu, banyak
negara pemberi dana untuk Indonesia – termasuk pendana untuk pengembangan
telekomunikasi, menghentikan bantuannya. Hal itu karena semakin memburuknya
situasi dan kondisi ekonomi dan politi di Indonesia.
Tercatat bahwa pada masa
1960-1967, hanya Jerman saja yang masih bersikap setia dan menaruh perhatian
besar pada bidang telekomunikasi Indonesia, dan menyediakan dana walau di
masa-masa sulit sekalipun. Ketika itu pengembangan telekomunikasi masih
difokuskan pada pengadaan sentra telepon, baik untuk komunikasi lokal maupun
jarak jauh, dan jaringan kabel. Indonesia saat itu belum memiliki satelit.
Sentral telepon beserta perlengkapan hubungan jarak jauh ini diperoleh dari
Jerman. Pada saat itu, Indonesia hanya dapat membeli produk yang sama, dari
perusahaan yang sama, yakni Perusahaan Jerman. Tidak ada pilihan lain bagi
Indonesia. Keleluasaan barulah bisa dirasakan setelah di tahun 1967/1968
mengalir pinjaman-pinjaman ke Indonesia, baik bilateral ataupun pinjaman
multilateral dari Bank Dunia, melalui pinjaman yang disepakati IGGI. Akan
tetapi, pada masa inipun inovasi dalam pemfungsian teknologi telekomunikasi
masih belum berkembang dengan baik di negeri ini. Peda dasarnya kita memberi
dan memakai perlengkapan seperti switches, cables, carries yang sudah lazim
kita pakai sebelumnya.
PERKEMBANGAN TELEMATIKA DI
INDONESIA
1. Periode Rintisan
Aneksasi Indonesia terhadap Timor Portugis,
peristiwa Malari, Pemilu tahun 1977, pengaruh Revolusi Iran, dan ekonomi yang
baru ditata pada awal pemerintahan Orde Baru, melahirkan akhir tahun 1970-an
penuh dengan pembicaraan politik serta himpitan ekonomi. Sementara itu sejarah
telematika mulai ditegaskan dengan digariskannya arti telematika pada tahun
1978 oleh warga Prancis.
Mulai tahun 1970-an inilah Toffler
menyebutnya sebagai zaman informasi. Namun demikian, dengan perhatian yang
minim dan pasokan listrik yang terbatas, Indonesia tidak cukup mengindahkan
perkembangan telematika.
Memasuki tahun 1980-an, perubahan secara
signifikanpun jauh dari harapan. Walaupun demikian, selama satu dasawarsa,
learn to use teknologi informasi, telekomunikasi, multimedia, mulai dilakukan.
Jaringan telpon, saluran televisi nasional, stasiun radio nasional dan
internasional, dan komputer mulai dikenal di Indonesia, walaupun penggunanya
masih terbatas. Kemampuan ini dilatarbelakangi oleh kepemilikan satelit dan
perekonomian yang meningkat dengan diberikannya penghargaan tentang swasembada
pangan dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) kepada Indonesia pada tahun
1984.
Setahun sebelumnya di Amerika Serrikat,
tepatnya tanggal 1 Januari 1983, internet diluncurkan. Sejak ARPAnet (Advance
Research Project Agency) dan NSFnet (National Science Foundation) digabungkan,
pertumbuhan jaringan semakin banyak, dan pada pertengahan tahun, masyarakat
mulai memandangnya sebagai internet.
Penggunaan teknologi telematika oleh
masyarakt Indonesia masih terbatas. Sarana kirim pesan seperti yang sekarang
dikenal sebagi email dalam suatu group, dirintis pada tahun 1980-an.
Mailinglist (milis) tertua di Indonesia dibuat olehJhhny Moningka dan Jos
Lukuhay, yang mengembangkan perangkat "pesan" berbasis
"unix", "ethernet", pada tahun 1983[20], persis bersamaan
dengan berdirinya internet sebagai protokol resmi di Amerika Serikat. Pada
tahun-tahun tersebut, istilah "unix", "email",
"PC", "modem", "BBS", "ethernet", masih
merupakan kata-kata yang sangat langka.
Periode rintisan telematika ini merupakan
masa dimana beberapa orang Indonesia belajar menggunakan telematika, atau
minimal mengetahuinya. Tahun 1980-an, teleconference terjadwal hampir sebulan
sekali di TVRI (Televisi Republik Indonesia) yang menyajikan dialog interaktif
antara Presiden Suharto di Jakarta dengan para petani di luar jakarta, bahkan
di luar pulau Jawa. Pada pihak akademisi dan praktisi praktisi IT (Information
and Technology), merekam penggunaan internet sebagai berikut.
Menjelang akhir tahun 1980-an, tercatat
beberapa komunitas BBS, seperti Aditya (Ron Prayitno), BEMONET (BErita MOdem
NETwork), JCS (Jakarta Computer Society - Jim Filgo), dan lain-lain. Konon,
BEMONET cukup populer dan bermanfaat sebagai penghilang stress dengan milis
seperti "JUNK/Batavia". Di kalangan akademis, pernah ada UNInet dan
Cossy. UNINET merupakan sebuah jaringan berbasis UUCP yang konon pernah
menghubungkan Dikti, ITS, ITB, UI, UGM, UnHas, dan UT. Cossy pernah
dioperasikan dengan menggunakan X.25 dengan pihak dari Kanada. Milis yang
kemudian muncul menjelang akhir tahun 1980-an ialah the Indonesian Development
Studiesi (IDS) (Syracuse, 1988); UKIndonesian (UK, 1989); INDOZNET (Australia,
1989); ISNET (1989); JANUS (Indonesians@janus.berkeley.edu), yang saking
besarnya sampai punya beberapa geographical relayers; serta tentunya milis
kontroversial seperti APAKABAR.
Jaringan internet tersebut, terhubungakan
dengan radio. Medio tahun 1980 diisi dengan komunikasi internasional melalui
kegiatan radio amatir, yang memiliki komunitas dengan nama Amatir Radio Club
(ARC) Institut Teknologi Bandung (ITB). Bermodalkan pesawattransceiver HF SSB
Kenwood TS 430 dengan computer Apple II, sekitar belasan pemuda ITB
menghubungkan server BBS amatir radio seluruh dunia, agar email dapat berjalan
lancar.
2. Periode Pengenalan
Periode satu dasawarsa ini, tahun 1990-an,
teknologi telematika sudah banyak digunakan dan masyarakat mengenalnya.
Jaringan radio amatir yang jangkauannya sampai ke luar negeri marak pada awal tahun
1990. hal ini juga merupakan efek kreativitas anak muda ketika itu, setelah
dipinggirkan dari panggung politik, yang kemudian disediakan wadah baru dan
dikenal sebagai Karang Taruna. Pada sisi lain, milis yang mulai digagas sejak
tahun 1980-an, terus berkembang.
Internet masuk ke Indonesia pada tahun 1994,
dan milis adalah salah satu bagian dari sebuah web. Penggunanya tidak terbatas
pada kalangan akademisi, akan tetapi sampai ke meja kantor. ISP (Internet
Service Provider) pertama di Indonesia adalah IPTEKnet, dan dalam tahun yang
sama, beroperasi ISP komersil pertama, yaitu INDOnet.
Dua tahun keterbukaan informasi ini,
salahsatu dampaknya adalah mendorong kesadaran politik dan usaha dagang. Hal
ini juga didukung dengan hadirnya televise swasta nasional, seperti RCTI
(Rajawali Citra Televisi) dan SCTV (Surya Citra Televisi) pada tahun
1995-1996.
Teknologi telematika, seperti computer,
internet, pager, handphone, teleconference, siaran radio dan televise
internasional - tv kabel Indonesia, mulai dikenal oleh masyarakat Indonesia.
Periode pengenalan telematika ini mengalami lonjakan pasca kerusuhan Mei
1998.
Masa krisis ekonomi ternyata menggairahkan
telematika di Indonesia. Disaat keterbukaan yang diusung gerakan moral
reformasi, stasiun televise yang syarat informasi seperti kantor berita CNN dan
BBC, yakni Metro Tv, hadir pada tahun 1998. Sementara itu, kapasitas hardware
mengalami peningkatan, ragam teknologi software terus menghasilkan yang baru,
dan juga dilanjutkan mulai bergairahnya usaha pelayanan komunikasi (wartel),
rental computer, dan warnet (warung internet). Kebutuhan informasi yang cepat
dan gegap gempita dalam menyongsong tahun 2000, abad 21, menarik banyak
masyarakat Indonesia untuk tidak mengalami kesenjangan digital (digital
divide).
Pemerintah yang masih sibuk dengan gejolak
politik yang kemudian diteruskan dengan upaya demokrasi pada Pemilu 1999, tidak
menghasilkansuatu keputusan terkait perkembangan telematika di Indonesia. Dunia
pendidikan juga masih sibuk tambal sulam kurikulum sebagai dampak perkembangan
politik terbaru, bahkan proses pembelajaran masih menggunakan cara-cara
konvensional. Walaupun demikian, pada tanggal 15 Juli 1999, arsip pertama milis
Telematika dikirim oleh Paulus Bambang Wirawan, yakni sebuah permulaan
mailinglist internet terbesar di Indonesia.
3.
Periode Aplikasi
Reformasi yang banyak disalahartikan,
melahirkan gejala yang serba bebas, seakan tanpa aturan. Pembajakan software,
Hp illegal, perkembangan teknologi computer, internet, dan alat komunikasi
lainnya, dapat denganb mudah diperoleh, bahkan dipinggir jalan atau kios-kios
kecil. Tentunya, dengan harga murah.
Keterjangkauan secara financial yang
ditawarkan, dan gairah dunia digital di era millennium ini, bukan hanya mampu
memperkenalkannya kepada masyarakat luas, akan tetapi juga mualai dilaksanakan,
diaplikasikan. Pada pihak lain, semua itu dapat berlangsung lancar, dengan
tersedianya sarana transportasi, kota-kota yang saling terhubung, dan industri
telematika dalam negeri yang terus berkembang.
Awal era millennium inilah, pemerintah
Indonesia serius menaggapi perkembangan telematika dalam bentuk keputusan
politik. Kebijakan pengembangan yang sifatnya formal "top-down"
direalisasikan dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 50 Tahun 2000 tentang
Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI), dan Instruksi Presiden No. 6 Tahun
2001 tentang Pendayagunaan Telematika. Dalam bidang yang sama, khususnya
terkait dengan pengaturan dan pelaksanaan mengenai nernagai bidang usaha yang
bergerak di sector telematika, diatur oleh Direktorat Jendral Aplikasi
Telematika (Dirjen Aptel) yang kedudukannya berada dibawah dan bertanggungjawab
kepada Menteri Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia.
Selanjutnya, teknologi mobile phone begitu
cepat pertumbuhannya. Bukan hanya dimiliki oleh hamper seluruh lapisan
masyarakat Indonesia, fungsi yang ditawarkan terbilang canggih. Muatannya
antara 1 Gigabyte, dapat berkoneksi dengan internet juga stasiun televise, dan
teleconference melalui 3G. Teknologi computer demikian, kini hadir dengan skala
tera (1000 Gigabyte), multi processor, multislot memory, dan jaringan internet
berfasilitas wireless access point. Bahkan, pada café dan kampus tertentu,
internet dapat diakses dengan mudah, dan gratis.
Terkait dengan hal tersebut, Depkominfo
mencatat bahwa
Sepanjang tahun 2007 yang lalu, Indonesia
telah mengalami pertumbuhan 48% persen terutama di sektor sellular yang
mencapai 51% dan FWA yang mencapai 78% dari tahun sebelumnya. Selain itu,
dilaporkan tingkat kepemilikan komputer pada masyarakat juga mengalami
pertumbuhan sangat signifikan, mencapai 38.5 persen. Sedangkan angka pengguna
Internet mencapai jumlah 2 juta pemakai atau naik sebesar 23 persen dibanding
tahun 2006. Tahun 2008 ini diharapkan bisa mencapai angka pengguna 2,5
juta.
Data statistik tersebut menunjukkan aplikasi
telematika cukup signifikan di Indonesia. Namun demikian, telematika masih
perlu disosialisasikan lebih intensif kepada semua lapisan masyarakat tanpa
terkecuali. Pemberdayaan manusianya, baik itu aparatur Negara ataupun
non-pemerintah, harus terus ditumbuhkembangkan.
Selama perkembangan telematika di Indonesia
sekitar tiga dasawarsa belakangan ini, membawa implikasi diberbagai bidang.
Kemudahan yang disuguhkan telematika akan meningkatkan kinerja usaha, menghemat
biaya, dan memperbaiki kualitas produk. Masyarakat juga mendapat manfaat
ekonomis dan peningkatan kualitas hidup.
Peluang untuk memperoleh informasi bernuansa
porno dan bentuk kekerasan lainnya, dapat terealisir. Di lain pihak, segi
individualis dan a-sosial amat mungkin akan banyak menggejala di masyarakat.
Walaupun demikian, masih banyak factor lain yang dapat mempengaruhi perilaku
masyarakat tertentu dan factor yang sama dapat berdampak lain pada lingkungan
yang berbeda.
TREND (KEDEPAN) TELEMATIKA
DIMASA YANG AKAN DATANG
Untuk menghadapi masa
mendatang, diharapkan industri telematika mencari upaya agar konsumen dapat
memanfaatkan teknologi yang tersedia se-optimal mungkin, sehingga industri
telematika dapat memperoleh pendapatan semaksimal mungkin dari investasi yang
telah dilakukan. Upaya peningkatan pemanfaatan teknologi telematika secara
optimal oleh konsumen hanya dapat tercapai jika tersedia ragam aplikasi dan
konten yang mampu memenuhi berbagai jenis kebutuhan konsumen. Oleh karena itu,
dengan mendorong bertumbuhnya industri kreatif berbasis telematika, diharapkan
akan berkembang sebuah industri yang akan menjadi motor utama penggerak
industri telematika tersebut. Aplikasi seperti e-learning, tele-medicine,
social networking, sampai konten selular seperti mobile magazine, mobile news
dan lainnya, adalah aplikasi unggulan yang disinyalir akan mampu menumbuhkan
pengguna. Aplikasi unggulan tersebut seyogyanya juga mampu meningkatkan
kualitas pengguna, yang akhirnya berujung kepada tumbuhnya industri akibat
pemberdayaan pengguna.
Sistem telematika di masa depan harus
memperhatikan karakteristik sebagai berikut:
- All IP based core network
- Multi-access interoperability
- Menawarkan macam-macam teknologi akses ke terminal user
dalam suatu arsitektur seamless network
- Multi-mode terminal
- Teknologi akses berbeda terintegrasi dalam suatu
platform common yang fleksibel dan expandable (software radio)
- Horizontal (intra-system) dan vertical (Inter-system)
handover
Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) juga tidak akan kalah dengan
perkembangan TIK saat ini. Perangkat komputasi berskala terabyte, penggunaan
multicore processor, penggunaan memory dengan multi slot serta peningkatan
kapasitas harddisk multi terabyte akan banyak bermunculan dengan harga yang
masuk akal. Komputasi berskala terabyte ini juga didukung dengan akses wireless
dan wireline dengan akses bandwidth yang mencapai terabyte juga. Hal ini
berakibat menumbuhkan faktor baru dari perkembangan teknologi. Antarmuka pun
sudah semakin bersahabat, lihat saja software Microsoft, desktop UBuntu,
GoogleApps, YahooApps Live semua berlomba menampilkan antarmuka yang terbaik
dan lebih bersahabat dengan kecepatan akses yang semakin tinggi. Hal ini
ditunjang oleh search engine yang semakin cepat mengumpulkan informasi yang dibutuhkan
oleh penggunannya.
Pada akhirnya, era robotik akan segera
muncul. Segenap mesin dengan kemampuan adaptif dan kemampuan belajar yang
mandiri sudah banyak dibuat dalam skala industri kecil dan menengah, termasuk
di tanah air. Jadi, dengan adanya teknologi manusia akan terus berkembang
sehingga akan ada harapan-harapan tentang masa depan yang lebih baik.
Referensi :