YayBlogger.com
BLOGGER TEMPLATES

Pages

Archive for Maret 2012

Dampak Perdagangan Bebas Terhadap Sarjana Komputer


.


Saat ini kita sering mendengar istilah perdagangan bebas, perdagangan bebas merupakan pertukaran barang dan jasa antar Negara tanpa adanya aturan, aturan dalam hal ini adalah pajak, kuota, ekspor dan import, peraturan Negara tentang proteksi dan peraturan lain yang sekiranya menghambat perdagangan antar Negara. Dua aspek penting dalam pengembangan bisnis yang berhubungan dengan Teknologi Informasi adalah infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM). Selain kedua aspek tersebut, tentunya masih banyak aspek lain seperti finansial. Namun, lemahnya infrastruktur dan kelangkaan SDM merupakan penyebab utama lambannya bisnis IT. Langkanya SDM IT yang handal merupakan masalah utama di seluruh dunia. Kelangkaan ini disebabkan meledaknya bisnis yang berbasis IT (dan khususnya bisnis yang berbasis Internet). Bahkan di Asia terjadi krisis SDM IT di Singapura dan termasuk di Indonesia. Adanya perdagangan bebas seperti AFTA juga akan mengancam lahan pekerjaan di Indonesia apabila SDM kita tidak kita persiapkan. India dan Cina merupakan dua raksasa yang sanggup menembus Indonesia.

Dampak Perdagangan Bebas Terhadap Sarjana Komputer

Berdasarkan sebuah survey yang telah dilakukan oleh PT Work IT Out yang dipimpin oleh Heru Nugroho, meski masih banyak dibutuhkan di dalam negeri, peluang kerja bagi tenaga kerja TI untuk keluar negeri pun terbuka luas, Kesempatan tetap terbuka, apalagi didukung oleh faktor bergesernya dominasi India yang dikenal sebagai sumber SDM TI, tawaran gajinya pun cukup menggiurkan. Bayangkan, untuk tenaga kerja TI kelas pemula sampai menengah, perusahaan di luar negeri berani menawarkan upah sekitar US$ 400 sampai US$ 600 (sekitar Rp 3, 6 juta sampai Rp 5,5 juta) per bulan. Di kelas yang sama di dalam negeri, paling mereka hanya ditawarkan gaji sekitar Rp 900.000 sampai Rp 2,5 juta per bulannya. Itu baru yang pemula. Untuk yang sudah punya keahlian spesifik dan berpengalaman, di luar negeri gajinya bisa mencapai US$ 2.000 – 2.500 (sekitar Rp 18,2 juta sampai 22,7 juta) per bulan. Tiga kali lipat dibanding di dalam negeri yang pasarannya sekitar Rp 7 sampai 10 juta. Bidang kerja TI yang terbuka pun beragam dan hampir sama dengan yang ada di lokalan. Kebetulan kebanyakan yang dicari adalah engineer untuk networking dan wireless serta programmer. Kelihatannya trend yang sedang terjadi adalah orang atau perusahaan ingin membuat perangkat networking seperti produk dari Cisco. Untuk itu memang dibutuhkan banyak orang yang dapat membuat program dalam level C, C++ dengan real-time OS dan memiliki latar belakang (pengetahuan) di bidang telekomunikasi dan networking. Lowongan webmaster, UNIX administrator pun tidak sedikit. Jenis-jenis lowongan pekerjaan yang ditawarkan sangat banyak. Hanya saja, tenaga TI yang memiliki kemampuan terspesialisasi seringkali dicari, sayangnya agak susah mencari tenaga kerja yang sudah spesifik ini. Kalau melihat situasi seperti ini akan sangat mengenaskan jika orang Indonesia yang bergerak di bidang Teknologi Informasi tidak bisa mendapatkan pekerjaan semacam itu.



Sumber:
http://www.anneahira.com/pengertian-perdagangan-bebas.htm
http://riesdis.wordpress.com/2011/10/21/dampak-perdagangan-bebas-di-asia-terhadap-lulusan-sarjana-ilmu-komputer-dan-ti/


PERBEDAAN KARANGAN ILMIAH, SEMI ILMIAH, DAN NON-ILMIAH


.


1. Karya Ilmiah
Karya ilmiah lazim juga disebut karangan ilmiah. Lebih lanjut, Brotowidjoyo menjelaskan karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya ilmiah dapat juga berarti tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/keilmiahannya (Susilo, M. Eko, 1995:11). Karya ilmiah atau dalam bahasa Inggris (scientific paper) adalah laporan tertulis dan publikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Terdapat berbagai jenis karangan ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya semua itu merupakan produk dari kegiatan ilmuwan.
Secara ringkas, ciri-ciri karya ilmiah dapat diuraikan sebagai berikut:
Objektif.
Keobjektifan ini tampak pada setiap fakta dan data yang diungkapkan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Juga setiap pernyataan atau simpulan yang disampaikan berdasarkan bukti-bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. Dengan demikian, siapa pun dapat mengecek (memvertifikasi) kebenaran dan keabsahannya.

Netral.
Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu baik kepentingan pribadi maupun kelompok. Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang bersifat mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca perlu dihindarkan.

Sistematis.
Uraian yang terdapat pada karya ilmiah dikatakan sistematis apabila mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi, kausalitas, dan sebagainya. Dengan cara demkian, pembaca akan bisa mengikutinya dengan mudah alur uraiannya.

Logis.
Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang digunakannya, pola nalar induktif atau deduktif. Kalau bermaksud menyimpulkan suatu fakta atau data digunakan pola induktif; sebaliknya, kalau bermaksud membuktikan suatu teori atau hipotesis digunakan pola deduktif.

Menyajikan Fakta (bukan emosi atau perasaan).
Setiap pernyataan, uraian, atau simpulan dalam karya ilmiah harus faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau ungkapan yang emosional (menggebu-gebu seperti orang berkampanye, perasaan sedih seperti orang berkabung, perasaan senang seperti orang mendapatkan hadiah, dan perasaan marah seperti orang bertengkar) hendaknya dihindarkan.
Tidak Pleonastis
Maksudnya kata-kata yang digunakan tidak berlebihan alias hemat. Kata-katanya jelas atau tidak berbelit- belit (langsung tepat menuju sasaran).
Bahasa yang digunakan adalah ragam formal.

2. Karangan Semi Ilmiah
Semi Ilmiah adalah sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannyapun tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering di masukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis Semi Ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen. Karakteristiknya : berada diantara ilmiah.

3. Pengertian karya non ilmiah
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).Jenis-jenis yang termasuk karangan non ilmiah: Dongeng, Cerpen, Novel, Drama, roman.
Karangan non ilmiah bersifat:

1. Emotif : kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi.
2. Persuasif: penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative.
3. Deskriptif : pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
4. Kritik tanpa dukungan bukti.
3.) Karangan semi ilmiah

Sebagian ahli bahasa membedakan dengan tegas antara karangan semi-ilmiah ini dengan karangan ilmiah dan nonilmiah. Finoza (2005:193) menyebutkan bahwa karakteristik yang membedakan antara karangan semi-ilmiah, ilmiah, dan nonilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan. Jika dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu tertentu, dalam karangan semi-ilmiah bahasa yang terlalu teknis tersebut sedapat mungkin dihindari. Dengan kata lain, karangan semi-ilmiah lebih mengutamakan pemakaian istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus. Jika diperhatikan dari segi sistematika penulisan, karangan ilmiah menaati kaidah konvensi penulisan dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis, sedangkan karangan semi-ilmiah agak longgar meskipun tetap sistematis. Dari segi bentuk, karangan ilmiah memiliki pendahuluan (preliminaris) yang tidak selalu terdapat pada karangan semi-ilmiah.


Sumber:
http://amatirs.blogspot.com/2010/04/perbedaan-karangan-non-ilmiah-semi.html
http://daudp65.byethost4.com/mki/mki7.htm
http://ami26chan.wordpress.com/2011/03/08/karya-non-ilmiah/
http://achmadfaroby.blogspot.com/2011/03/perbedaan-karangan-imiah-semi-ilmiah.html


penalaran deduksi dan induksi


.

Manusia dibedakan dengan mahluk Tuhan lainnya yaitu diberikannya akal,sehingga manusia dapat bernalar sedangkan binatang hanya mengandalkan instingnya. Dengan kemampuan bernalarnya, manusia dapat berpikir untuk menarik kesimpulan atau menyusun pernyataan baru dari beberapa premis yang sudah diketahui atau dianggap benar. Dikenal dua macam penalaran, yaitu penalaran induktif atau induksi dan penalaran deduktif atau deduksi.


PENALARAN INDUKSI


Penalaran deduksi didasarkan pada penarikan kesimpulan yang bertolak dari hal yang umum. Dalam karangan penerapan penalaran deduktif ini tampak pada pernyataan umum yang dituangkan dalam kalimat utama yang kemudian menuju pada beberapa kalimat penjelas.

1. Silogisme Kategorial

Silogisme Katagorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan katagorik. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan diantara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).

Contoh :

My : Semua tumbuhan membutuhkan air.

Mn : Akasia adalah tumbuhan .

K : Akasia membutuhkan air

2. Silogisme Alternatif

Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain.

Contoh :

My : Kucing berada di dalam rumah atau di luar rumah

Mn : Kucing berada di luar rumah

K : Jadi, kucing tidak berada di dalam rumah

3. Silogisme Hipotesa

Silogisme hipotesis yaitu Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis. Konditional hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.

Contoh :

My : jika tidak ada uang manusia sangat kesulitan tuk memenuhi kebutuhan hidupnya
Mn : Uang tidak ada

K : jadi, manusia akan kesulitan tuk memenuhi kebutuhan hidupnya

4. Entimen

Entimen adalah silogisme yang di pendekkan.

Contoh :
Semua makhluk hidup pasti akan mati. Hitler adalah makhluk hidup. Hitler pasti akan mati.

5. Rantai Deduksi

Seringkali penalaran yang deduktif dapat berlangsung lebih informal dari entimem. Orang-orang tidak berhenti pada sebuah silogisme saja, tetapi dapat pula merangkaikan beberapa bentuk silogisme yang tertuang dalam bentuk-bentuk yang informal.

Yang penting dalam mata rantai deduksi ini, penulis harus mengetahui norma dasar, sehingga bila argumennya mendapat tantangan atau bila ia sendiri ragu-ragu terhadap argumen orang lain, ia dapat menguji argumen ini untuk menemukan kesalahannya dan kemudian dapat memperbaikinya, baik kesalahan itu terjadi karena induksi yang salah, entah karena premis atau konklusi-konklusi deduksi yang salah.

Contoh:

Semua lampu adalah bercahaya

Senter adalah lampu

Jadi, senter bercahaya

Lilin juga bercahaya

Obor juga bercahaya


PENALARAN INDUKSI


Induksi atau penalaran induktif adalah penalaran dari kasus-kasus partikular menuju pada kesimpulan umum.

1. Generalisasi

Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum

Contoh :

· Dian sastro adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.

· Sandra Dewi adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.

Generalisasi: Semua bintang sinetron berparas cantik.

Pernyataan "semua bintang sinetron berparas cantik" hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.

Contoh kesalahannya: Omas juga bintang iklan, tetapi tidak berparas cantik.


2. Hipotesa dan Teori


Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.

Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan diteliti.Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan/ menciptakan suatugejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannyadisebut teori.

Pernyataan hubungan antara variabel, sebagaimana dirumuskan dalam hipotesis, merupakan hanya merupakan dugaan sementara atas suatu masalah yang didasarkan pada hubungan yang telah dijelaskan dalam kerangka teori yang digunakan untuk menjelaskan masalah penelitian. Sebab, teori yang tepat akan menghasilkan hipotesis yang tepat untuk digunakan sebagai jawaban sementara atas masalah yang diteliti atau dipelajari dalam penelitian. Dalam penelitian kuantitatif peneliti menguji suatu teori. Untuk meguji teori tersebut, peneliti menguji hipotesis yang diturunkan dari teori.

Agar teori yang digunakan sebagai dasar penyusunan hipotesis dapat diamati dan diukur dalam kenyataan sebenarnya, teori tersebut harus dijabarkan ke dalam bentuk yang nyata yang dapat diamati dan diukur. Cara yang umum digunakan ialah melalui proses operasionalisasi, yaitu menurunkan tingkat keabstrakan suatu teori menjadi tingkat yang lebih konkret yang menunjuk fenomena empiris atau ke dalam bentuk proposisi yang dapat diamati atau dapat diukur. Proposisi yang dapat diukur atau diamati adalah proposisi yang menyatakan hubungan antar-variabel. Proposisi seperti inilah yang disebut sebagai hipotesis

3. Analogi

Analogi adalah cara bernalar dengan membandingkan dua hal yang memiliki sifat sama. Cara ini didsarkan asumsi bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi, maka akan ada persamaan pula dalam bidang lain.

Analogi dalam ilmu bahasa adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan salah satu proses morfologi dimana dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang telah ada.
Contoh :

· Pada kata dewa-dewi, putra-putri, pemuda-pemudi, dan karyawan-karyawati.

· Arief seorang alumni SMUN 1 Tegal dapat diterima kerja di perusahaan Pak Subur. Oleh sebab itu, Nani yang juga lulusan SMUN 1 Tegal pasti dapat pula diterima kerja di perusahaan pak Subur.

4. Hubungan Kausalitas

Hubungan kausal adalah cara penalaran yang diperoleh dari peristiwa-peristiwa yang memiliki pola hubungan sebab-akibat.. Salah satu variabel (independen) mempengaruhi variabel yang lain (dependen).
Contoh :

· Hubungan kepandaian dengan kekayaan (Diasumsikan kepandaian membuat orang bisa kaya, dan sebaliknya karena kaya orang mempunyai biaya untuk belajar sehingga pandai).

· Kemarin Badu tidak masuk kantor. Hari ini pun tidak. Pagi tadi istrinya pergi ke apotek membeli obat. Karena itu, pasti Badu sedang sakit.

5. Induksi Dalam Metode Eksposisi

Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.

Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi ditemukan hanya berisi uraian tentang langkah/cara/proses kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.


Langkah menyusun eksposisi:

• Menentukan topik/tema

• Menetapkan tujuan

• Mengumpulkan data dari berbagai sumber

• Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih

• Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.







sumber:

http://fadjarp3g.files.wordpress.com/2008/06/07-deduksi_limas_.pdf

http://m-eko-febrianto.blogspot.com/2010/11/penalaran-deduksi-dan-induksi.html

siapa saya?


.

Septiani ambarwati itulah nama ku yang disiapkan orang tuaku dengan harapan dibalik maknanya. saya lahir di Jakarta pada hari kesembilan di bulan September 20 tahun lalu. Kata ayah saya arti nama saya septiani karena saya lahir dibulan September, ambarwati berarti wanita wangi yang otaknya cemerlang. Katanya itu dari bahasa jawa,ayah saya berharap saya akan kelak sesuai dengan nama penuh doa itu(amin). .

Sewaktu kecil saya suka sekali melihat kasir, karena saat itu saya berpikir kasir itu banyak uangnya, setelah SD saya berganti cita-cita menjadi arsitek. Cita-cita itu pun hanya bertahan sampai saya SMA kelas 2. Karena saat itu saya mendapati pelajaran seni rupa gambar proyeksi yang masyaALLAH ternyata njelimet (kalo kata orang jawa). Setelah lulus SMA saya sempat diterima salah satu PTN namun pilihan tersebut tidak sependapat dengan orang tua, ayah meminta untuk melanjutkan di universitas gunadarma dengan jurusan system informasi. Awalnya saya mengambil jurusan ini karena tuntutan ayah, namun semakin kesini saya juga mulai tertarik dengan mata kuliah yang dipelajari dan menemukan teman-teman yang sangat baik.

Sejak SMA saya memiliki panggilan lain dari teman-teman yang sampai saat ini saya duduk dibangku kuliahpun nama itu masih melekat ditelinga saya. ‘Chipau’ mereka lebih akrab memanggil saya dengan sebuatan itu. Kata mereka nama itu berarti china bakpau, padahal saya bukan chinesse hanya saja memang mata saya tidak besar tapi pipi saya yang memang tembem. Yah apapun panggilan dari mereka selagi masih sopan saya terima dengan hati.

Menurut rekan-rekan saya, sifat buruk saya ialah tidak ‘tega-an’ yang suka menjadikan saya menjadi pribadi yang kurang tegas. Ingin sekali memperbaiki sifat saya yang ini, namun rasanya sulit. Saya sangat suka pelangi, buat saya pelangi memiliki arti kebahagiaan setelah duka. Karena saya anak pertama dari dua bersaudara menjadikan saya untuk lebih mandiri, apalagi setelah kepergian ibu saya 9 tahun yang lalu. Bagi saya keluarga dan sahabat adalah segalanya, mereka mengerti mana yang baik dan buruk untuk kita, mereka juga orang yang pertama memberi saya senyum setelah sedih datang.